Oleh: Frater-frater KAME, angkatan 2009
Uskup : Mgr. Nicolaus Adi Saputra, MSC.
Motto : Pasce Ovis Meas (Gembalakanlah
Domba-Ku)
Sejarah:
Merupakan
tempat misi masuk pertama di tanah Papua pada 1905.
Berdiri
menjadi Keuskupan pada: 15 November 1966
Sebelumnya merupakan
Vikariat Apostolik hingga 24 Juni 1950.
Sudah
mengalami tiga kali pergantian Uskup:
-
Tillemans,
MSC (1950-1972)
-
Jakobus
Duivenvorde, MSC (1972-2004)
-
Nicolaus
Adi Saputra, MSC (2004-Sekarang)
Visi:
“Persekutuan
umat Allah yang majemuk, dipimpin oleh Uskup Agung, dalam kesatuan dengan
Gereja Universal yang beriman pada Yesus Kristus, setia pada Kitab Suci dan
tradisi Gereja serta berakar pada budaya setempat yang terus menerus membaharui
dan memberdayakan diri serta berpartisipasi menuju kemandirian dan demi
peningkatan kualitas dan kesejahteraan umat dan masyarakat dalam wilayah KAME”
Misi:
1.
Membaharui
hidup persekutuan umat Allah yang saling percaya, terbuka, menghargai kerja
sama dan rela berkorban atas dasar cinta kasih.
2.
Menciptakan
dan membangun relasi interpersonal yang harmonis antara uskup, imam dan umat
dan lembaga-lembaga keuskupan.
3.
Mengembangkan
dan memperkokoh tata kepengurusan dan manejemen dalam lembaga-lembaga
keuskupan.
4.
Menjawab
kebutuhan umat, khususnya kelompok marginal dengan membuat dan melaksanakan
upaya-upaya untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan umat serta
mengembangkan budaya setempat.
5.
Membangun
kerja sama dengan pemerintah, lembaga agama dan pihak-pihak lain serta
menyuarakan hak-hak dasar dan nilai kemanusiaan.
I.
Luas Wilayah
Wilayah KAME melingkupi tiga Kabupaten yakni Merauke
(45.071 km2), Mappi (23.824 km2) dan Boven Digoel (27.128
km2). Dengan demikian dapat dipastikan bahwa luas Wilayah Keuskupan
Agung Merauke adalah 95.913 km2.
II.
Jumlah Umat Saat Ini
Seperti telah diketahui
bahwa wilayah KAME melingkupi tiga
Kabupaten yakni Merauke, Mappi dan Boven Digoel. Kab. Merauke memiliki jumlah
penduduk sebesar 175.389 jiwa (data 2007), Kab. Mappi berjumlah penduduk 72.998
jiwa (data 2005) serta Kab. Boven Digoel yang memiliki penduduk sebesar 40.652
jiwa (data 2005). Dengan data ini, dapat diketahui bahwa masyarakat di daerah
KAME berjumlah 289.039 jiwa. Namun demikian, jumlah masyarakat ini diambil dari
data yang berbeda tahunnya. Yang pastinya ialah penduduk dari tahun ke tahun
mengalami berbagai perubahan, khususnya peningkatan.
Dalam data
tahun 2009, jumlah umat dalam wilayah KAME berjumlah 151.850 jiwa.[1]
Namun menurut data dari KOMKAT per tahun 2010, jumlah umat saat ini ± 300.000
jiwa[2]
dan terbagi dalam empat (4) Dekenat, dua (2) Kevikepan dan 29 Paroki dengan
pembagian sebagai berikut:
a.
Dekenat
Merauke (St. Fransiskus Xaverius-Katedral, St. Yosef-Bampel, St. Maria Fatima-Kelapa
Lima, Sang Penebus-Kampung Baru dan St. Theresia-Buti).
b.
Dekenat
Maro Atas (St. Theresia-Muting, Pelindung Rasul-Rasul-Bupul, Erambu dan St.
Petrus-Paulus-Erom).
c.
Dekenat
Kimmam (Kristus Raja-Kimaam Kota, Wanam, St. Lukas-Bamol dan St. Isidorus-Batu
Merah).
d.
Dekenat
Wendu (Bunda Hati Kudus-Wendu, Rasul-Rasul-Kuper, St. Petrus dan Paulus-Kumbe
dan St. Antonius-Okaba)
e.
Dua
Kevikepan yakni:
-
Kevikepan
Mappi (Kristus Raja-Keppi, St. Kristoforus-Mur, St. Antonius-Bade, St. Yosef-Aboge,
Gembala Yang Baik-Wanggete dan St. Wilhemus-Arare).
-
Kevikepan
Mindiptana (Kristus Raja-Mindiptana, Hati Kudus-Tanah Merah, St. Fransiskus
Xaverius-Asiki, St. Matias-Gitentiri, Kristus Bangkit-Wakereob, Sakramen Maha
Kudus-Waropko dan Hati Kudus Yesus-Mokbiran).
II. Jumlah Tenaga
Di wilayah
KAME, terdapat tenaga imam, biarawan/i dan petugas pastoral. Mereka ini
menyebar di seluruh wilyah KAME. Adapun perinciannya sebagai berikut:
a.
Imam:
Projo: 18
Imam, tiga imam kontrakan dan tiga imam adalah Putra daerah.
Tarekat
Klerikal dan Religius: MSC berjumlah 21 orang (3 putra daerah), Imam SVD 1
orang serta OFM 1 orang.
b.
Tarekat
Laikal (suster): PBHK (30 orang), PRR (20 orang), KSFL (7 orang), Alma (7
orang), TMM (3 orang), KYM (2 orang). (bruder): MTB (4 orang), MSC (1 orang),
Gembala Baik (1 orang), OFM (1 orang).
c.
Frater-frater
diosesan: 51 orang (41 sedang kuliah di STFT Fajar Timur-Jayapura, 7 orang
sedang berada di lapangan dan 3 orang sedang menjalani masa Tahun Orientasi
Rohani).
Sedangkan Frater Biarawan: 4 frater MSC dan 3 frater
SVD.
d.
Petugas
Gereja berjumlah 10 orang dengan pembagian: 7 orang di KAME, 2 orang di
Kevikepan Kepi, 1 orang di Kevikepan Mindiptana.
III. Bidang Pelayanan
Untuk
memperlancar bidang pelayanan publik, maka dibentuklah komisi-komisi.
Komisi-komisi ini dibentuk dengan tujuan agar dapat menangani berbagai
kesulitan serta memperlancar program-program yang dicetuskan oleh keuskupan.
Bidang-bidang pelayanan yang ada itu antara lain: pendidikan, liturgi, pengembangan
sosial-ekonomi, kateketik, kepemudaan, komunikasi sosial, kesehatan, kerasulan
awam serta keadilan dan perdamaian.
Adapun
beberapa usaha yang sangat menjadi prioritas adalah sebagai berikut:
1.
Pendidikan[3]
Dalam sejarah
pendidikan di KAME, terdapat beberapa tahap perubahan system pendidikan.
Periode-periode pendidikan itu adalah:
-
Perkenalan
Injil dan peradaban (1905-1920)
-
Pembukaan
Sarana Pendidikan (1921-1983)
-
Pendidikan
yang menggunakan Kurikulum (1984-sekarang)
Pada
22 Agustus 1974 YPPK sebagai badan pendidikan Gereja didirikan di Jayapura.
YPPK di Merauke didirikan dan mendapat persetujuan hukum pada 23 Mei 2002.
Daerah yang merupakan wilayah pelayanannya adalah Kab. Merauke, Kab. Mappi
serta Kab. Boven Digoel. Hingga saat ini, lembaga pendidikan di KAME dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
-
TK sebanyak 16 buah
-
SD sebanyak 135 buah
-
SMP sebanyak 8 buah
-
SMA sebanyak 3 buah
-
Perguruan Tinggi sebanyak 2 buah
Adapun tenaga
pengajar yang ada adalah guru swasta yang dibiayai oleh Keuskupan serta para
pegawai negeri yang ditempatkan di sekolah-sekolah katolik. Selain itu, upaya
yang selalu digiatkan saat ini ialah penggiatan program 3 M (membaca, menulis
dan menghitung).
Kendala yang
dihadapi dalam bidang pendidikan ialah minimnya tenaga guru. Hal ini disebabkan
oleh kecenderungan tenaga guru yang adalah pegawai negeri yang hanya lebih
mementingkan gaji daripada pengabdian untuk mengajar. Selain itu, pendidikan
juga terganggu akibat banyaknya anak yang putus sekolah. Hal ini disebabkan
oleh sikap orang tua dan situasi lingkungan.[4]
2.
Kesehatan[5]
Menurut Komisi
Kesehatan KAME, bidang pelayanan menjadi prioritas utama. Untuk itu, berbagai
kegiatan berusaha untuk digencarkan. Salah satu kegiatan yang dilakukan ialah
pelayanan kesehatan dalam bentuk pengobatan masal serta penyuluhan kesehatan
Kendala yang
dihadapi dalam pelayanan di bidang kesehatan antara lain: berebaknya penyakit
yang rawan dan perlu ditangani secara serius yakni: malaria, ISPA, hipertensi,
asam urat, diare, asma dan TBC. Selain itu, ketersediaan air bersih juga
menjadi suatu kendala.[6]
3.
Ekonomi
Dari segi
perekonomian, umumnya sudah membaik. Kebutuhan masyarakat kebanyakan diperoleh
langsung dari alam. Hanya ada beberapa kebutuhan yang harus dibeli karena tidak
dapat diproduksi sendiri. Namun demikian, mungkin permasalahan akan datang di
tahun-tahun mendatang. Hal ini diakibatkan oleh alam yang mulai dijadikan
daerah perumahan dan perekonomian.
III.
Permasalahan Gereja/Umat Saat Ini
A.
Akses
Tansportasi
Akibat
konstruksi tanah dalam wilayah KAME yang tidak terlalu baik, maka pada
musim-musim tertentu transportasi tidak bisa berjalan dengan baik bahkan tidak
bisa jalan sama sekali. Pada musim hujan jalanan berada dalam kondisi rusak
parah, berlumpur dan berlubang. Untuk jalur laut, transportasi juga ditentukan
oleh alam. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu.
B.
Sosial
Budaya
Di seluruh
Papua terdapat 250 suku bangsa yang memiliki tradisi, sistem dan aturan adat
serta bahasanya masing-masing. Kabupaten Merauke didominasi oleh suku besar
Marind Anim dengan beberapa sub-etnis gabungan lainnya seperti Yeinan, Kima
Khima, Kanume, Marori dan Menggey. Kab. Mappi memiliki tiga suku besar yang
dominan yakni: Auwyu, Yaghai dan Wiyaghar/Tamario. Di Kab. Boven Digoel,
berdiam beberapa suku besar yakni Auwyu, Muyu dan Mandobo.
C.
Akses
Pelayanan Pendidikan
Dalam masalah
pendidikan, ada beberapa hal yang menjadi pokok perhatian yakni: pendidikan
pada umumnya sudah gratis namun orang tua masih membeli seragam sekolah untuk
anak-anaknya. Selain itu, tidak adanya sosialisasi tentang dana BOS dan BOP.
Akibatnya, orang tua tidak mengetahui adanya dana tersebut. Persoalan yang
sering muncul juga adalah kekurangprofesionalan guru dalam mengajar.
D.
Akses
Pelayanan Kesehatan
Ada beberapa
kendala yang dihadapi dalam bidang kesehatan seperti: kekurangan air bersih.
Selain itu terdapat berbagai penyakit yang banyak diderita oleh warga setempat
(lih. Pembahasan mengenai kesehatan). Hal lain yang dihadapi ialah menyangkut
jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS). JAMKESMAS belum merata di semua
kampung, walaupun pelayanan PUSKESMAS/PUSTU sudah gratis.
E.
Ekonomi
Masalah yang
menghambat kemajuan perekonomian adalah sebagai berikut:
-
Pemanfaatan
lahan pekarangan yang belum optimal
-
Belanja
rumah tangga yang lebih besar daripada pendapatan. Penduduk yang lebih dekat ke
kota cenderung lebih konsumtif.
-
Hasil
alam warga tidak stabil serta kalah bersaing dengan pedagang dari daerah lain
di Pasar Merauke.
F.
Keamanan
Permasalahan
juga muncul dalam bidang keamanan. Beberapa hal yang menjadi perhatian serius
Gereja adalah:
-
Keterbatasan
ruang gerak atau pengawasan yang ketat oleh pos-pos militer yang ada, khususnya
di perbatasan (kampung Sota)
-
Peredaran
dan penyalahgunaan miras yang semakin meluas
-
Kekerasan
dalam rumah tangga
G.
Politik
Dalam bidang
politik, terdapat beberapa masalah yang berhasil diteliti oleh SKP KAME
seperti:
-
Pemerintahan
kampung tidak berfungsi dengan baik
-
Ada
kampung-kampung tertentu yang menjadi “anak tiri” dalam pembangunan (kampung
Ndalir).
[1]Buku
Petunjuk Gereja Katolik Indonesia 2009.
[2]Ibu
Ance Tepu (anggota KOMKAT KAME) dalam penjelasan saat masa orientasi pada 15
Desember 2010.
[3]P.
Hengky MSC (Ketua YPPK KAME) dalam penjelasan saat masa orientasi pada 13
Desember 2010.
[4]Data
SKP KAME 2010
[5]Sr.
Alberta PBHK (Ketua Komisi Kesehatan KAME) dalam penjelasan saat masa orientasi
pada 14 Desember 2010.
[6]Data
SKP KAME 2010.