Tak dapat
dipungkiri lagi bahwa dalam hidup bersama kadang-kadang melelahkan dan
menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persaudaraan mempunyai nilai yang
indah. Realitas menununjukkan bahwa irama hidup para frater Seminari Tinggi
Interdiosesan Yerusalem Baru pun demikian, walaupun terkadang ada luka tetapi
luka itu selalu berubah menjadi canda dan tawa. Sesungguhnya, kebersamaan
selalu menghiasi rangkaian kisah perjalanan hidup sebagai orang-orang terpanggil
untuk melayani umat di tanah Papua.
Warna kehidupan konfrater
Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru sekarang ini, selalu ditaburi
dengan kasih persaudaraan yang tulus. Cerita
pahit masa lalu kini telah dibendung dengan cerita indah. Oleh karena itu,
lembaran baru kehidupan para konfrater Seminari Tinggi saat ini telah tercipta
dalam suatu suasana persaudaraan yang solid. Betapa indahnya kebersamaan di
Seminari Tinggi Yerusalem Baru, tak ada lagi kata benci, tak ada lagi kata
marah, yang ada yang hanyalah damai.
Ciri Khas
kehidupan komonitas para konfrater Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru
adalah selalu saling menyapa, berjabat tangan, sopan santun dan lebih dari itu
adalah memiliki rasa solidaritas yang tinggi terhadap semua orang. Oleh karena
itu, di mana saja dan kapan saja para konfrater Seminari Tinggi Interdiosesan
Yerusalem Baru itu berada akan selalu menampilkan aura yang berbeda. Indentitas
para konfrater Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru ini selalu
terpancar dari kepribadiannya. Semua ini dikarenakan bahwa di Seminari Tinggi
Interdiosesan Yerusalem Baru para konfrater telah di asah, di asuh dan di asih.
Kisah masa lalu
komunitas Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru telah menimbulkan
pandangan yang negatif. Namun saat ini, keberadaan para konfrater Seminari
Tinggi Yerusalem Baru mampu menghalau pandangan itu dengan menunjukkan jati
diri yang sebenarnya sebagai seorang calon imam. Sebagai calon imam/pemimpin
masa depan gereja di tanah Papua, para konfrater Seminari Tinggi Interdiosesan
Yerusalem Baru, kini dibekali dengan berbagai pembinaan untuk menjadi seorang
pelayan yang setia menjalankan tugas dan bertanggungjawab. Oleh karena itu,
“kami bukan dia seperti yang kamu sangka”.
Satu Hati Satu
Tujuan (Iza Kodkai Iza Kodbekai).
Inilah prinsip hidup konfrater Seminari Tinggi Interdiosesan Yerusalem Baru.
Dalam menapaki panggilan sebagai seorang imam, kebersamaan selalu diutamakan
dengan saling memotivasi dan saling mendukung (Satu Hati/Iza Kodkai), karena tujuan utama yang hendak dicapai adalah menjadi
imam di tanah tercinta tanah Papua (Satu Tujuan/Iza kodbekai).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar