Jumat, 03 Agustus 2012

KEUSKUPAN AGUNG MERAUKE (KAME)


Oleh: Frater-frater KAME, angkatan 2009

Uskup      : Mgr. Nicolaus Adi Saputra, MSC.
Motto       : Pasce Ovis Meas (Gembalakanlah Domba-Ku)
Sejarah:
Merupakan tempat misi masuk pertama di tanah Papua pada 1905.
Berdiri menjadi Keuskupan pada: 15 November 1966
Sebelumnya merupakan Vikariat Apostolik hingga 24 Juni 1950.
Sudah mengalami tiga kali pergantian Uskup:
-          Tillemans, MSC (1950-1972)
-          Jakobus Duivenvorde, MSC (1972-2004)
-          Nicolaus Adi Saputra, MSC (2004-Sekarang)

Visi:
“Persekutuan umat Allah yang majemuk, dipimpin oleh Uskup Agung, dalam kesatuan dengan Gereja Universal yang beriman pada Yesus Kristus, setia pada Kitab Suci dan tradisi Gereja serta berakar pada budaya setempat yang terus menerus membaharui dan memberdayakan diri serta berpartisipasi menuju kemandirian dan demi peningkatan kualitas dan kesejahteraan umat dan masyarakat dalam wilayah KAME”

Misi:
1.      Membaharui hidup persekutuan umat Allah yang saling percaya, terbuka, menghargai kerja sama dan rela berkorban atas dasar cinta kasih.
2.      Menciptakan dan membangun relasi interpersonal yang harmonis antara uskup, imam dan umat dan lembaga-lembaga keuskupan.
3.      Mengembangkan dan memperkokoh tata kepengurusan dan manejemen dalam lembaga-lembaga keuskupan.
4.      Menjawab kebutuhan umat, khususnya kelompok marginal dengan membuat dan melaksanakan upaya-upaya untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan umat serta mengembangkan budaya setempat.
5.      Membangun kerja sama dengan pemerintah, lembaga agama dan pihak-pihak lain serta menyuarakan hak-hak dasar dan nilai kemanusiaan.

I.          Luas Wilayah
Wilayah KAME  melingkupi tiga Kabupaten yakni Merauke (45.071 km2), Mappi (23.824 km2) dan Boven Digoel (27.128 km2). Dengan demikian dapat dipastikan bahwa luas Wilayah Keuskupan Agung Merauke adalah 95.913 km2.

II.       Jumlah Umat Saat Ini
Seperti telah diketahui bahwa wilayah KAME  melingkupi tiga Kabupaten yakni Merauke, Mappi dan Boven Digoel. Kab. Merauke memiliki jumlah penduduk sebesar 175.389 jiwa (data 2007), Kab. Mappi berjumlah penduduk 72.998 jiwa (data 2005) serta Kab. Boven Digoel yang memiliki penduduk sebesar 40.652 jiwa (data 2005). Dengan data ini, dapat diketahui bahwa masyarakat di daerah KAME berjumlah 289.039 jiwa. Namun demikian, jumlah masyarakat ini diambil dari data yang berbeda tahunnya. Yang pastinya ialah penduduk dari tahun ke tahun mengalami berbagai perubahan, khususnya peningkatan.
Dalam data tahun 2009, jumlah umat dalam wilayah KAME berjumlah 151.850 jiwa.[1] Namun menurut data dari KOMKAT per tahun 2010, jumlah umat saat ini ± 300.000 jiwa[2] dan terbagi dalam empat (4) Dekenat, dua (2) Kevikepan dan 29 Paroki dengan pembagian sebagai berikut:
a.       Dekenat Merauke (St. Fransiskus Xaverius-Katedral, St. Yosef-Bampel, St. Maria Fatima-Kelapa Lima, Sang Penebus-Kampung Baru dan St. Theresia-Buti).
b.      Dekenat Maro Atas (St. Theresia-Muting, Pelindung Rasul-Rasul-Bupul, Erambu dan St. Petrus-Paulus-Erom).
c.       Dekenat Kimmam (Kristus Raja-Kimaam Kota, Wanam, St. Lukas-Bamol dan St. Isidorus-Batu Merah).
d.      Dekenat Wendu (Bunda Hati Kudus-Wendu, Rasul-Rasul-Kuper, St. Petrus dan Paulus-Kumbe dan St. Antonius-Okaba)
e.       Dua Kevikepan yakni:
-          Kevikepan Mappi (Kristus Raja-Keppi, St. Kristoforus-Mur, St. Antonius-Bade, St. Yosef-Aboge, Gembala Yang Baik-Wanggete dan St. Wilhemus-Arare).
-          Kevikepan Mindiptana (Kristus Raja-Mindiptana, Hati Kudus-Tanah Merah, St. Fransiskus Xaverius-Asiki, St. Matias-Gitentiri, Kristus Bangkit-Wakereob, Sakramen Maha Kudus-Waropko dan Hati Kudus Yesus-Mokbiran).

II. Jumlah Tenaga
Di wilayah KAME, terdapat tenaga imam, biarawan/i dan petugas pastoral. Mereka ini menyebar di seluruh wilyah KAME. Adapun perinciannya sebagai berikut:
a.       Imam:
Projo: 18 Imam, tiga imam kontrakan dan tiga imam adalah Putra daerah.
Tarekat Klerikal dan Religius: MSC berjumlah 21 orang (3 putra daerah), Imam SVD 1 orang  serta OFM 1 orang.
b.      Tarekat Laikal (suster): PBHK (30 orang), PRR (20 orang), KSFL (7 orang), Alma (7 orang), TMM (3 orang), KYM (2 orang). (bruder): MTB (4 orang), MSC (1 orang), Gembala Baik (1 orang), OFM (1 orang).
c.       Frater-frater diosesan: 51 orang (41 sedang kuliah di STFT Fajar Timur-Jayapura, 7 orang sedang berada di lapangan dan 3 orang sedang menjalani masa Tahun Orientasi Rohani).
      Sedangkan Frater Biarawan: 4 frater MSC dan 3 frater SVD.
d.      Petugas Gereja berjumlah 10 orang dengan pembagian: 7 orang di KAME, 2 orang di Kevikepan Kepi, 1 orang di Kevikepan Mindiptana.
III. Bidang Pelayanan
Untuk memperlancar bidang pelayanan publik, maka dibentuklah komisi-komisi. Komisi-komisi ini dibentuk dengan tujuan agar dapat menangani berbagai kesulitan serta memperlancar program-program yang dicetuskan oleh keuskupan. Bidang-bidang pelayanan yang ada itu antara lain: pendidikan, liturgi, pengembangan sosial-ekonomi, kateketik, kepemudaan, komunikasi sosial, kesehatan, kerasulan awam serta keadilan dan perdamaian.
Adapun beberapa usaha yang sangat menjadi prioritas adalah sebagai berikut:
1.      Pendidikan[3]
Dalam sejarah pendidikan di KAME, terdapat beberapa tahap perubahan system pendidikan. Periode-periode pendidikan itu adalah:
-          Perkenalan Injil dan peradaban (1905-1920)
-          Pembukaan Sarana Pendidikan (1921-1983)
-          Pendidikan yang menggunakan Kurikulum (1984-sekarang)
Pada 22 Agustus 1974 YPPK sebagai badan pendidikan Gereja didirikan di Jayapura. YPPK di Merauke didirikan dan mendapat persetujuan hukum pada 23 Mei 2002. Daerah yang merupakan wilayah pelayanannya adalah Kab. Merauke, Kab. Mappi serta Kab. Boven Digoel. Hingga saat ini, lembaga pendidikan di KAME dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- TK sebanyak 16 buah
- SD sebanyak 135 buah
- SMP sebanyak 8 buah
- SMA sebanyak 3 buah
- Perguruan Tinggi sebanyak 2 buah
Adapun tenaga pengajar yang ada adalah guru swasta yang dibiayai oleh Keuskupan serta para pegawai negeri yang ditempatkan di sekolah-sekolah katolik. Selain itu, upaya yang selalu digiatkan saat ini ialah penggiatan program 3 M (membaca, menulis dan menghitung).
Kendala yang dihadapi dalam bidang pendidikan ialah minimnya tenaga guru. Hal ini disebabkan oleh kecenderungan tenaga guru yang adalah pegawai negeri yang hanya lebih mementingkan gaji daripada pengabdian untuk mengajar. Selain itu, pendidikan juga terganggu akibat banyaknya anak yang putus sekolah. Hal ini disebabkan oleh sikap orang tua dan situasi lingkungan.[4]

2.      Kesehatan[5]
Menurut Komisi Kesehatan KAME, bidang pelayanan menjadi prioritas utama. Untuk itu, berbagai kegiatan berusaha untuk digencarkan. Salah satu kegiatan yang dilakukan ialah pelayanan kesehatan dalam bentuk pengobatan masal serta penyuluhan kesehatan
Kendala yang dihadapi dalam pelayanan di bidang kesehatan antara lain: berebaknya penyakit yang rawan dan perlu ditangani secara serius yakni: malaria, ISPA, hipertensi, asam urat, diare, asma dan TBC. Selain itu, ketersediaan air bersih juga menjadi suatu kendala.[6]

3.      Ekonomi
Dari segi perekonomian, umumnya sudah membaik. Kebutuhan masyarakat kebanyakan diperoleh langsung dari alam. Hanya ada beberapa kebutuhan yang harus dibeli karena tidak dapat diproduksi sendiri. Namun demikian, mungkin permasalahan akan datang di tahun-tahun mendatang. Hal ini diakibatkan oleh alam yang mulai dijadikan daerah perumahan dan perekonomian.

III.    Permasalahan Gereja/Umat Saat Ini

A.    Akses Tansportasi
Akibat konstruksi tanah dalam wilayah KAME yang tidak terlalu baik, maka pada musim-musim tertentu transportasi tidak bisa berjalan dengan baik bahkan tidak bisa jalan sama sekali. Pada musim hujan jalanan berada dalam kondisi rusak parah, berlumpur dan berlubang. Untuk jalur laut, transportasi juga ditentukan oleh alam. Hal ini disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu.
B.     Sosial Budaya
Di seluruh Papua terdapat 250 suku bangsa yang memiliki tradisi, sistem dan aturan adat serta bahasanya masing-masing. Kabupaten Merauke didominasi oleh suku besar Marind Anim dengan beberapa sub-etnis gabungan lainnya seperti Yeinan, Kima Khima, Kanume, Marori dan Menggey. Kab. Mappi memiliki tiga suku besar yang dominan yakni: Auwyu, Yaghai dan Wiyaghar/Tamario. Di Kab. Boven Digoel, berdiam beberapa suku besar yakni Auwyu, Muyu dan Mandobo.
C.     Akses Pelayanan Pendidikan
Dalam masalah pendidikan, ada beberapa hal yang menjadi pokok perhatian yakni: pendidikan pada umumnya sudah gratis namun orang tua masih membeli seragam sekolah untuk anak-anaknya. Selain itu, tidak adanya sosialisasi tentang dana BOS dan BOP. Akibatnya, orang tua tidak mengetahui adanya dana tersebut. Persoalan yang sering muncul juga adalah kekurangprofesionalan guru dalam mengajar.
D.    Akses Pelayanan Kesehatan
Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam bidang kesehatan seperti: kekurangan air bersih. Selain itu terdapat berbagai penyakit yang banyak diderita oleh warga setempat (lih. Pembahasan mengenai kesehatan). Hal lain yang dihadapi ialah menyangkut jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS). JAMKESMAS belum merata di semua kampung, walaupun pelayanan PUSKESMAS/PUSTU sudah gratis.
E.     Ekonomi
Masalah yang menghambat kemajuan perekonomian adalah sebagai berikut:
-          Pemanfaatan lahan pekarangan yang belum optimal
-          Belanja rumah tangga yang lebih besar daripada pendapatan. Penduduk yang lebih dekat ke kota cenderung lebih konsumtif.
-          Hasil alam warga tidak stabil serta kalah bersaing dengan pedagang dari daerah lain di Pasar Merauke.
F.      Keamanan
Permasalahan juga muncul dalam bidang keamanan. Beberapa hal yang menjadi perhatian serius Gereja adalah:
-          Keterbatasan ruang gerak atau pengawasan yang ketat oleh pos-pos militer yang ada, khususnya di perbatasan (kampung Sota)
-          Peredaran dan penyalahgunaan miras yang semakin meluas
-          Kekerasan dalam rumah tangga
G.    Politik
Dalam bidang politik, terdapat beberapa masalah yang berhasil diteliti oleh SKP KAME seperti:
-          Pemerintahan kampung tidak berfungsi dengan baik
-          Ada kampung-kampung tertentu yang menjadi “anak tiri” dalam pembangunan (kampung Ndalir).


       [1]Buku Petunjuk Gereja Katolik Indonesia 2009.
       [2]Ibu Ance Tepu (anggota KOMKAT KAME) dalam penjelasan saat masa orientasi pada 15 Desember 2010.
       [3]P. Hengky MSC (Ketua YPPK KAME) dalam penjelasan saat masa orientasi pada 13 Desember 2010.
       [4]Data SKP KAME 2010
       [5]Sr. Alberta PBHK (Ketua Komisi Kesehatan KAME) dalam penjelasan saat masa orientasi pada 14 Desember 2010.
       [6]Data SKP KAME 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar