MAKNA
PERTOBATAN BAGI SEORANG CALON IMAM
(AYUSTUS
ERASMUS LIM)
Pertobatan seringkali
kita mengartikannya sebagai tindakan menyesali dosa-dosa dan berbalik kepada
Tuhan. Nabi Yunus merumuskan makna pertobatan itu juga sama. Ia berkata,
“Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru
dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari
tingkahlakunya yang jahat…” (Yun 3:8). Akan tetapi, Yesus memberi makna
pertobatan secara lain. Bagi Yesus bertobat bukan saja menyesali dosa-dosa dan
berbalik kepada Allah akan tetapi berubah. Makna demikian, bisa ditelusuri dari
kata aslinya untuk istilah pertobatan itu yakni “metanoia” yang berarti berubah
haluan.
Bagi seorang calon
imam yang adalah pengikut Yesus Kristus pertobatan menjadi hal yang sangat
fundamental bila dalam perjalanan hidupnya telah melukai Tuhan, Gereja dan
sesama manusia. Seseorang (calon imam) dikatakan bertobat apabila mengalami
perubahan 180ยบ dalam hidupnya. Dengan demikian, pertobatan yang dituntut oleh
Yesus itu maknanya jauh lebih mendasar daripada hanya sekedar menyesali
dosa-dosa. Pertobatan itu berarti sebuah kesediaan untuk mengubah cara
berpikir, bertindak, merasakan dan bahkan sampai pada perubahan jalan hidup itu
sendiri selaras dengan jalan hidup Tuhan, sehingga sebagai orang yang mengikuti
jalanNya itu sungguh-sungguh menjadikan Yesus sebagai figur yang patut untuk
diteladani. Yesus adalah figur bagi setiap orang secara khusus orang-orang yang
dipanggil untuk mengikuti jalanNya.
Sebagai seorang calon
imam, perubahan jalan hidup sebagai wujud pertobatan merupakan salah satu unsur
terpenting dalam menggapai hidup sebagai seorang imam. Pertobatan menghantar
seseorang (calon imam) untuk semakin dekat dengan Allah sekaligus meninggalkan
hidup lama yang penuh dosa ataupu tindakan lainnya yang melenceng dari
kebenaran dan memperoleh suatu hidup baru sesuai dengan kehendak Allah dalam
hidup sehari-hari. Pertobatan seseorang (calon imam) merupakan salah satu jalan
yang terbaik untuk memulihkan relasi dengan Allah kembali pada jalan Tuhan. Seperti yang
dikatakan oleh Santo Paulus dalam suratnya di Roma "Sebab upah dosa ialah
maut; tetapi kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus,
Tuhan kita" (Rm 6:23). Perkataan ini menjadi bukti bahwa Allah selalu mengasihi manusia yang berdosa.
maut; tetapi kasih karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus,
Tuhan kita" (Rm 6:23). Perkataan ini menjadi bukti bahwa Allah selalu mengasihi manusia yang berdosa.
Pokok pewartaan
utama Yesus Kristus adalah pertobatan. Pertobatan yang dimaksudkan adalah
berbalik kepada Allah, perubahan hati, meninggalkan cara hidup yang lama dan memulai suatu hidup yang baru.
Dengan demikian seseorang (calon imam) yang telah melukai Tuhan, Gereja dan
sesama dengan perbuatan dan tindakannya dan tidak bertobat maka hendaknya ia
mencari jalan lain karena syarat utama mengikuti Yesus adalah pertobatan
sebagaimana dialami oleh murid-muridNya yakni
Simon
dan Andreas, lalu juga Yakobus dan Yohanes. Setelah mendengarkan
panggilan Yesus dan mereka percaya kepadaNya, lalu merekapun segera
meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
Pertobatan merupakan
syarat sukacita sejati dan menyiapkan seseorang (calon imam) untuk memperoleh
keselamatan dalam Yesus Kristus. Oleh karena itu sebagai seorang calon imam bertobat
adalah hal yang terpenting dan terutama "Pertobatan adalah syarat mutlak
untuk keselamatan." Dalam kehidupan sebagai seorang kristiani, Gereja
merupakan salah satu sarana untuk menghantar seseorang (calon imam) pada
pertobatan yakni sakramen tobat. Sakramen tobat merupakan sarana pemulihan
kembali hubungan manusia dengan Allah yang terputus karena dosa ataupun
tindakan manusia lainnya yang melawan kehendak dan kebenaran Allah.
Sakramen tobat
merupakan sarana utama untuk berdamai dengan Tuhan, menjalin hubungan mesra
denganNya, serta menyadari indahnya hidup bersama dengan Tuhan. Sakramen ini
juga merupakan suatu keharusan bagi mereka yang telah
memutuskan untuk kembali ke jalan yang benar yaitu jalan menuju kepada
keselamatan hidup. Dengan ini, semua orang Kristen terutama seorang
calon imam dibantu untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Di sinilah letak sukacita
orang Kristen sebab hidupnya sudah terarah kepada kehendak Allah yaitu bahwa semua orang (calon imam) yang percaya pada kehendak Allah dipanggil kepada keselamatan kekal.
memutuskan untuk kembali ke jalan yang benar yaitu jalan menuju kepada
keselamatan hidup. Dengan ini, semua orang Kristen terutama seorang
calon imam dibantu untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Di sinilah letak sukacita
orang Kristen sebab hidupnya sudah terarah kepada kehendak Allah yaitu bahwa semua orang (calon imam) yang percaya pada kehendak Allah dipanggil kepada keselamatan kekal.
Seringkali jika
seorang calon imam telah melakukan kesalahan yang melukai Tuhan, Gereja dan
sesama maka ia merasa sedih dan merasa bersalah tetapi hal tersebut tidaklah
menjadi jaminan untuk memperoleh
keselamatan. Keselamatan hanya akan diperoleh apabila mengakuinya dihadapan
Tuhan melalui sakramen pertobatan. Atau keselamatan itu hanya terletak pada
kemauaan kita (calon imam) yaitu dengan segenap hati datang pada Tuhan dan
menyerahkan diri dengan sepenuh hati kepadaNya. Dan bukan itu saja, pertobatan
harus disertai perubahan cara hidup dari manusia lama kepada manusia baru.
Dengan perubahan tersebut, Allah yang maharahim akan menyongsong manusia dan
menganugerahkan keselamtan kekal kepadanya, sebagaimana dikatakan Santa
Theresia Lisieux dalam buku Otobiografi mengatakan "Saya mengetahui dengan
pasti bahwa jika saya dengan sadar melakukan semua dosa yang dapat diperbuat
oleh manusia, saya akan pergi dan menerjunkan diriku ke dalam pelukan Yesus
dengan sebuah hati yang terluka oleh pertobatan, karena saya tahu betapa girang
Ia ketika anak-Nya yang hilang kembali kepada-Nya."
Sebagai orang
yang mengikuti Yesus untuk mewartakan kabar gembira kepada semua orang dalam
hal ini calon imam, Yesus menghimbau agar sebagai pengikutNya tidak sibuk
dengan diri sendiri, tetapi Dia mengajak kita (calon imam) untuk melakukan
suatu pertobatan yang terus menerus dengan hati yang tulus dan ikhlas. Ini
menunjukkan betapa besar
kasih Tuhan untuk kehidupan kita umat manusia dan Tuhan mengajak kita (calon imam) supaya selama di dunia ini tidak tenggelam dalam hal yang sia-sia terlebih kepada dosa (melukai Tuhan, Gereja dan sasama). Jika kita (calon imam) kembali ke jalan yang benar dan mau mengikuti kehendak Tuhan, kita (calon imam) akan memperoleh keselamatan kekal dan di sana kita(calon imam) akan menikmati kebahagiaan bersama Allah Tritunggal dan para kudus.
kasih Tuhan untuk kehidupan kita umat manusia dan Tuhan mengajak kita (calon imam) supaya selama di dunia ini tidak tenggelam dalam hal yang sia-sia terlebih kepada dosa (melukai Tuhan, Gereja dan sasama). Jika kita (calon imam) kembali ke jalan yang benar dan mau mengikuti kehendak Tuhan, kita (calon imam) akan memperoleh keselamatan kekal dan di sana kita(calon imam) akan menikmati kebahagiaan bersama Allah Tritunggal dan para kudus.
Seseorang (calon
imam) yang telah menyimpang dari kehendak Tuhan atau telah melukai Tuhan,
Gereja dan sesama, pertama-tama harus menyadari bahwa pertobatan merupakan
langkah yang tepat untuk kembali pada Tuhan. Perlu disadari bahwa sebenarnya
rahmat dan kerahiman Tuhanlah yang menarik manusia kepadaNya. Dengan demikian,
ini bukanlah usaha manusia melainkan oleh karena rahmat Allah orang menjadi
sadar akan kelemahannya sendiri dan menyadari kelemahan itu dihadapan Allah.
Allah sendiri yang menarik orang berdosa kepadaNya sehingga manusia mampu
menyerahkan diri kepada Allah Yangmaharim. Sebab hanya Allahlah yang mampu untuk mengubah hidup manusia dan
diluar Tuhan manusia tidak akan memperoleh keselamatan dan semuanya akan
menjadi sia-sia saja.
Allah telah
memanggil setiap orang pada jalan keselamatan, oleh karena itu seseorang (calon
imam) harus sadar dan mengakui semua dosa yang telah dilakukan dihadapan Allah,
bukan merasa senang dan gembira dengan pebuatan tersebut. Seringkali perbuatan
seseorang (calon imam) melukai banyak orang tetapi ia merasa gembira atas
perbuatannya sendiri itu. Oleh karena itu, sebagai seorang calon imam harus menjadikan
pertobatan sebagai sarana utama untuk kembali kepada Allah, bukan merasa
seakan-akan tidak ada sesuatu yang perna dilakukan. Allah mengasihi kita bukan
karena kepandaian, kebaikan,
tetapi karena Kristus sungguh-sungguh mengasihi kita umat manusia apa adanya.
Itulah sebabnya Ia telah mati bagi kita justru ketika kita masih berdosa. Dengan
demikian Yesus sendiri telah memberi teladan kepada kita (calon imam) "tidak ada kasih yang
lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya."
tetapi karena Kristus sungguh-sungguh mengasihi kita umat manusia apa adanya.
Itulah sebabnya Ia telah mati bagi kita justru ketika kita masih berdosa. Dengan
demikian Yesus sendiri telah memberi teladan kepada kita (calon imam) "tidak ada kasih yang
lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya."
Oleh sebab itulah
Tuhan memberi kebebasan kepada manusia secara khusus calon imam untuk menjawab
tawaran Allah ini. Bila manusia mengatakan "ya" untuk setiap perintah
Allah maka dia dapat dengan cepat memperoleh kekudusan di dalam hidup. Tak
henti-hentinya tawaran itu datang kepada kita (calon imam) dan pada saat inilah
kita harus mulai menjawab tawaran Allah ini sehingga sudah sejak saat ini kita
menikmati janji-Nya, yaitu
mengalami sukacita surgawi dan pada saatnya nanti kita (calon imam) boleh ikut ambil bagian
dalam kemuliaan Allah di surga.
mengalami sukacita surgawi dan pada saatnya nanti kita (calon imam) boleh ikut ambil bagian
dalam kemuliaan Allah di surga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar