Kamis, 08 Desember 2011

INJIL ADALAH KEKUATAN ALLAH

INJIL ADALAH KEKUATAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN
(Roma 1:16-17)
Dalam surat Roma ini, Paulus memberikan penjelasan mengenai Injil secara menyeluruh. Ia menegaskan bahwa dirinya dipanggil dan diutus oleh Allah untuk memberitakan Injil dan menuntun bangsa-bangsa supaya percaya dan taat kepada Allah. Para ahli umumnya sependapat bahwa dua ayat dalam Rm 1:16-17 ini, merupakan tema sentral dalam teologi Paulus secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari hubungannya dengan bagian surat yang menyusul. Pernyataan tematis tentang injil ini (Rm 1:16-17) diuraikan lebih lanjut dalam Rm 1:18-11:36. Kedua ayat ini menjadi pengarah atau pemberi orientasi bahasan.
STRUKTUR TEKS
Secara struktural Rm 1:16-17 dapat dirumuskan sebagai berikut: Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil karena: (a). Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi tetapi juga orang Yunani. (b). Di dalam Injil nyatalah kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: “orang benar akan hidup oleh iman”. Dalam struktur ini, menggambarkan secara berturut-turut daya penyelamatan Injil sebagai kekuatan Allah, sebagai manifestasi kebenaran Allah dan sebagai sumber hidup.
INJIL, KEKUATAN ALLAH (DUNAMIS THEOU)
Injil adalah kabar gembira atau kabar baik yang diwartakan Paulus (Rm 15:17). Selanjutnya injil dijelaskan dengan ungkapan kekuatan Allah atau dunamis theou. Injil adalah kekuatan Allah sendiri dan inilah keyakinan Paulus. Dalam bahasa Yunani ada beberapa kata untuk menyatakan kekuatan: iskhus, kratos dan dunamis. Kata dunamis yang diguanakan karena menyatakan kuasa aktif, objektif, berasal dari pribadi/personal. Dunamis adalah tanda pengenal khas Allah. Injil bukan hanya pemakluman verbal melainkan kekuatan Allah yang berkarya kini. Kuasa Allah yang dimaklumkan dalam Injil sungguh-sungguh berkarya (1Tes 2:13). Kekuatan yang dimaklumkan dalam Injil dan merupakan isi Injil adalah menyelamatkan. Kekuatan Allah adalah Allah sendiri yang menyelamatkan. Keselamatan yang dimaksudkan adalah membebaskan manusia dari dosa atau murka lawan dosa dan membawa kepenuhan mesianis bagi yang menerimanya. Keselamatan dalam konteks Paulus selalu menunjukkan realitas eskatologis dan definitif yang akan diperoleh sesudah kebangkitan orang mati. Namun dalam pemakluman Injil, dia diantisipasikan sudah kini dalam sejarah (bdk 2Kor 6:2).
Injil sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan mempunyai sasaran yakni setiap orang yang percaya. Seperti kekuatan Allah itu pribadi demikiapun sasarannya adalah pribadi yakni setiap orang yang percaya. Keselamatan akan menjadi nyata jika ada komonikasi, jika ada pertemuan personal Allah dengan kekuatan Allah dalam diri orang yang percaya itu. Keselamatan itu selalu berkaitan/berhubungan erat dengan iman. Untuk setiap orang Yahudi diterima umum bahwa iman akan Allah adalah syarat elementer agar dapat mengambil bagian dalam keselamatan dari Allah. Jika dikatakan bahwa iman adalah syarat, hendaknya tidak dimengerti seakan-akan imanlah yang memungkinkan kekuatan Allah menyelamatkan melainkan iman adalah sikap yang tepat mengahadap Allah sebagai penyelamat. Bertolak dari iman dan memimpin kepada iman (ek pisteos eis pistin) berarti hanya karena iman terjadi tindakan pembenaran/penyelamatan Allah.
Sebagaimana terdapat pada struktur teks point (b) mengatakan bahwa di dalam Injil nyalah kebenaran Allah (dikaiosune theou). Kebenaran Allah dalam konteks Paulus ini berarti sifat Allah. Jika Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan maka dengan sendirinya kebenaran Allah yang dimaksudkan adalah tindakan penyelamatan Allah. Kebenaran Allah adalah pengertian yang menyangkut relasi Allah dan manusia. Kebenaran Allah adalah kesetiaan Allah yang tak terguncangkan terhadap bangsa yang punya relasi denganNya karena janji Allah sendiri. Secara singkat, kebenaran Allah nyata dalam Injil, dalam dirangkumkan sebagai berikut: Adalah sifat Allah, setia pada diriNya, pada kata-kataNya, pada janjiNya.
Berdasarkan pokok pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Injil adalah kekuatan Allah karena Allah sendirilah yang menyelamatkan orang beriman. Kekuatan Allah ini menyata secara konkret dalam pewartaan dan dalam jawaban yang sepadan. Di dalam Injil kebenaran Allah dimanifestasikan. Keselamatan diungkapkan dengan ungkapan Yahudi yakni kebenaran Allah yang bersifat relasional. Selain itu ditandaskan juga bahwa iman menjadi syarat pembenaran dan hidup manusia. Iman adalah syarat mutlak dalam berhadapan dengan keselamatan dari Allah. Iman juga merupakan syarat utama untuk manifestasi kebenaran Allah.
Sumber: Hayon Nikolaus (ed), TEMA-TEMA PAULUS, Nusa Indah, Ende, 1989. Hal 9-29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar