INJIL ADALAH KEKUATAN ALLAH YANG MENYELAMATKAN
(Roma 1:16-17)
Dalam
surat Roma ini, Paulus memberikan penjelasan mengenai Injil secara menyeluruh.
Ia menegaskan bahwa dirinya dipanggil dan diutus oleh Allah untuk memberitakan
Injil dan menuntun bangsa-bangsa supaya percaya dan taat kepada Allah. Para
ahli umumnya sependapat bahwa dua ayat dalam Rm 1:16-17 ini, merupakan tema
sentral dalam teologi Paulus secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari
hubungannya dengan bagian surat yang menyusul. Pernyataan tematis tentang injil
ini (Rm 1:16-17) diuraikan lebih lanjut dalam Rm 1:18-11:36. Kedua ayat ini
menjadi pengarah atau pemberi orientasi bahasan.
STRUKTUR TEKS
Secara
struktural Rm 1:16-17 dapat dirumuskan sebagai berikut: Sebab aku mempunyai
keyakinan yang kokoh dalam Injil karena:
(a). Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya,
pertama-tama orang Yahudi tetapi juga orang Yunani. (b). Di dalam Injil
nyatalah kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman,
seperti ada tertulis: “orang benar akan hidup oleh iman”. Dalam struktur ini,
menggambarkan secara berturut-turut daya penyelamatan Injil sebagai kekuatan
Allah, sebagai manifestasi kebenaran Allah dan sebagai sumber hidup.
INJIL, KEKUATAN
ALLAH (DUNAMIS THEOU)
Injil
adalah kabar gembira atau kabar baik yang diwartakan Paulus (Rm 15:17).
Selanjutnya injil dijelaskan dengan ungkapan kekuatan Allah atau dunamis theou. Injil adalah kekuatan
Allah sendiri dan inilah keyakinan Paulus. Dalam bahasa Yunani ada beberapa
kata untuk menyatakan kekuatan: iskhus,
kratos dan dunamis. Kata dunamis yang diguanakan karena
menyatakan kuasa aktif, objektif, berasal dari pribadi/personal. Dunamis adalah tanda pengenal khas
Allah. Injil bukan hanya pemakluman verbal melainkan kekuatan Allah yang
berkarya kini. Kuasa Allah yang dimaklumkan dalam Injil sungguh-sungguh
berkarya (1Tes 2:13). Kekuatan yang dimaklumkan dalam Injil dan merupakan isi
Injil adalah menyelamatkan. Kekuatan Allah adalah Allah sendiri yang menyelamatkan.
Keselamatan yang dimaksudkan adalah membebaskan manusia dari dosa atau murka
lawan dosa dan membawa kepenuhan mesianis bagi yang menerimanya. Keselamatan
dalam konteks Paulus selalu menunjukkan realitas eskatologis dan definitif yang
akan diperoleh sesudah kebangkitan orang mati. Namun dalam pemakluman Injil,
dia diantisipasikan sudah kini dalam sejarah (bdk 2Kor 6:2).
Injil
sebagai kekuatan Allah yang menyelamatkan mempunyai sasaran yakni setiap orang
yang percaya. Seperti kekuatan Allah itu pribadi demikiapun sasarannya adalah
pribadi yakni setiap orang yang percaya. Keselamatan akan menjadi nyata jika
ada komonikasi, jika ada pertemuan personal Allah dengan kekuatan Allah dalam
diri orang yang percaya itu. Keselamatan itu selalu berkaitan/berhubungan erat
dengan iman. Untuk setiap orang Yahudi diterima umum bahwa iman akan Allah
adalah syarat elementer agar dapat mengambil bagian dalam keselamatan dari
Allah. Jika dikatakan bahwa iman adalah syarat, hendaknya tidak dimengerti
seakan-akan imanlah yang memungkinkan kekuatan Allah menyelamatkan melainkan
iman adalah sikap yang tepat mengahadap Allah sebagai penyelamat. Bertolak dari
iman dan memimpin kepada iman (ek pisteos
eis pistin) berarti hanya karena iman terjadi tindakan
pembenaran/penyelamatan Allah.
Sebagaimana
terdapat pada struktur teks point (b) mengatakan bahwa di dalam Injil nyalah
kebenaran Allah (dikaiosune theou). Kebenaran
Allah dalam konteks Paulus ini berarti sifat Allah. Jika Injil adalah kekuatan
Allah yang menyelamatkan maka dengan sendirinya kebenaran Allah yang
dimaksudkan adalah tindakan penyelamatan Allah. Kebenaran Allah adalah
pengertian yang menyangkut relasi Allah dan manusia. Kebenaran Allah adalah
kesetiaan Allah yang tak terguncangkan terhadap bangsa yang punya relasi denganNya
karena janji Allah sendiri. Secara singkat, kebenaran Allah nyata dalam Injil,
dalam dirangkumkan sebagai berikut: Adalah sifat Allah, setia pada diriNya,
pada kata-kataNya, pada janjiNya.
Berdasarkan
pokok pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Injil adalah kekuatan Allah
karena Allah sendirilah yang menyelamatkan orang beriman. Kekuatan Allah ini
menyata secara konkret dalam pewartaan dan dalam jawaban yang sepadan. Di dalam
Injil kebenaran Allah dimanifestasikan. Keselamatan diungkapkan dengan ungkapan
Yahudi yakni kebenaran Allah yang bersifat relasional. Selain itu ditandaskan
juga bahwa iman menjadi syarat pembenaran dan hidup manusia. Iman adalah syarat
mutlak dalam berhadapan dengan keselamatan dari Allah. Iman juga merupakan
syarat utama untuk manifestasi kebenaran Allah.
Sumber:
Hayon Nikolaus (ed), TEMA-TEMA PAULUS,
Nusa Indah, Ende, 1989. Hal 9-29.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar